06 Agustus 2010

PROFIL KELOMPOK PNPM MKP

I

  1. Kelompok Pengolah Ikan Bahrun Nisa

  • Lokasi : RT 04 RW 1 Kel. Tugurejo Semarang

  • Berdiri tanggal 27 Juli 2009

  • Ketua : Ibu Mastumah (081901164724), beranggotakan 12 orang

  • Kelompok ini melakukan kegiatan pengolahan ikan (pepes, presto,otak-otak dan gimbal udang )








Gambar 2. Kegiatan Kelompok Pengolah Ikan Bahrun Nisa Kelurahan Tugurejo


Kekuatan yang Sudah Dimiliki

    • Masing – masing anggota telah mendapatkan peralatan presto dan modal bahan baku.dari modal bahan baku ini dibuat bergulir, sehingga mereka harus mengembalikan tiap pertemuan kelompok. Sistemnya diangsur 3 kali dengan memberikan uang jasa 5 %.

    • Sudah mempunyai skill dan pengetahuan membuat bandeng presto, otak-otak, dan gimbal udang dengan rasa dan mutu sesuai selera konsumen.

    • Pemasaran melalui beberapa pelanggan yang sering memesan bandeng presto/otak - otak dalam jumlah yang banyak (hajatan atau pengajian ).

    • Sudah mempunyai kemasan produk meskipun masih sederhana.
Kelemahan

    • Sertifikasi keamanan produk untuk dikonsumsi serta kehalalannya belum dimiliki.

    • Belum memiliki kemasan yang menarik dan higienis.

    • Pola usahanya sempat tersentra produksikan,namun karena masing masing memiliki kepentingan yang berbeda akhirnya belum dapat dijalankan lagi.

    • Belum mempunyai jaringan pemasaran yang luas, contohnya belum bisa masuk ke toko swalayan serta belum bisa dipasarkan di luar daerah Semarang.

  1. Kelompok Pengolah Ikan Mina Mulya Barokah

  • Lokasi : RT. 04 RW 01 Kelurahan Karanganyar, Semarang

  • Berdiri tanggal 17 Juli 2009

  • Ketua : Ibu Rukinah, beranggotakan 10 orang

  • Kelompok ini melakukan kegiatan pengolahan ikan (pepes, presto,otak-otak dan gimbal udang )








Gambar 3 Kegiatan Kelompok Pengolah Ikan Mina Mulya Barokah Kelurahan Karanganyar
Kekuatan yang Sudah Dimiliki

    • Masing – masing anggota telah mendapatkan peralatan presto dan modal bahan baku.dari modal bahan baku ini dibuat bergulir, sehingga mereka harus mengembalikan tiap pertemuan kelompok. Sistemnya diangsur 3 kali dengan memberikan uang jasa 5 %.

    • Sudah mempunyai skill dan pengetahuan membuat bandeng presto, otak-otak, dan gimbal udang dengan rasa dan mutu sesuai selera konsumen.

    • Pemasaran melalui beberapa pelanggan yang sering memesan bandeng presto/otak - otak dalam jumlah yang banyak (hajatan atau pengajian ).

    • Sudah mempunyai kemasan produk meskipun masih sederhana.
Kelemahan


    • Sertifikasi keamanan produk untuk dikonsumsi serta kehalalannya belum dimiliki.

    • Belum memiliki kemasan yang menarik dan higienis.

    • Pola usahany sempat tersentra produksikan,namun karena masing masing memiliki kepentingan yang berbeda akhirnya belum dapat dijalankan lagi.

    • Belum mempunyai jaringan pemasaran yang luas, contohnya belum bisa masuk ke toko swalayan serta belum bisa dipasarkan di luar daerah Semarang.



  1. Kelompok Pembudidaya Ikan Putra Mina

  • Lokasi : Jl. Tugurejo A 5 RT 2 RW V Kel. Tugurejo Semarang

  • Berdiri tanggal Berdiri sejak tanggal 4 Agustus 2004 dan Reorganisasi pada tanggal 4 Agustus 2009.

  • Ketua : Bp H. Mustari (081225266368 a/n Rouf ), beranggotakan 25 orang

  • Kelompok ini melakukan usaha pembesaran ikan bandeng secara tradisional














Gambar 4. Kegiatan Kelompok Pembudidaya Ikan Putra Mina Tugurejo



Kekuatan yang Sudah Dimiliki

  • ( Aspek Organisasi ) Sudah ada pertemuan Rutin tiap bulan.


  • ( Aspek Permodalan) Dari dana BLM PNPM MKP 2009 Kelompok sudah mempunyai aset kelompok berupa 4 demplot tambak bandeng ( 4 Ha ) . Dari dana tersebut, hasil produksi demplot yang



  • dikelola dikenakan biaya 10% untuk kas kelompok dari hasil bersih setelah dikurangi modal kerja. ( hasil demplot terlampir )

  • Stok benih bandeng yang berkualitas mudah didapat.

  • Penambahan modal kelompok dari pengelolaan cangkapan bergilir memberikan pemasukan 2.5 juta pertahun

  • Pengurus memiliki inisiatif yang cukup baik untuk mengembangkan usaha budidaya tambak ( studi banding ke daerah percontohan, aktif dalam pelatihan tekhnis budidaya.


Kelemahan

  • Belum memiliki data admistrasi maupun keuangan yang standar ( terbukukan rapi ).

  • Belum ada alternatif usaha kelompok terutama untuk menghadapi masa paceklik ( tengah april – awal juni ketika air pasang tinggi )

  • Hasil keuntungan produksi kurang maksimal disebabkan harga sering anjlok terutama jika panen bulan April – Mei karena over produksi yang dikarenakan oleh kondisi air pasang yang tinggi memaksa petani untuk segera memanen.

  • Penurunan keuntungan produksi karena harga pakan buatan yang semestinya dimaksimalkan untuk menaikkan tonase produksi terlalu tinggi.









  1. Kelompok Pembudidaya Ikan Putra Samudra

  • Lokasi : RT 1 RW I Kel. Tugurejo, Semarang

  • Berdiri sejak tanggal 4 Agustus 2004 beranggotakan 60 orang. Kemudian pada tanggal 5 Agustus 2009 mengalami reorganisasi kelompok yaitu pengembangan menjadi 2 kelompok

  • Ketua : Bp H. Abdul Basith (024- 8660514, 081325601040), beranggotakan 25 orang

  • Kelompok ini melakukan usaha pembesaran ikan bandeng secara tradisional














Gambar 5. Kegiatan Kelompok Pembudidaya Ikan Putra Samudra Tugurejo


Kekuatan yang Sudah Dimiliki

    • ( Aspek Organisasi ) Sudah ada pertemuan Rutin tiap bulan.

    • ( Aspek Permodalan) Dari dana BLM PNPM MKP 2009 Kelompok sudah mempunyai aset kelompok berupa 4 demplot tambak bandeng ( 4 Ha ) . Dari dana tersebut, hasil produksi demplot yang dikelola dikenakan biaya 10% untuk kas kelompok dari hasil bersih setelah dikurangi modal kerja. Selain itu, dari penghasilan kelompok ada yang dialokasikan untuk zakat yaitu 5 % . ( hasil demplot terlampir )

    • Stok benih bandeng yang berkualitas mudah didapat.

    • Mudah dalam hal pemasaran

    • Pengurus memiliki inisiatif yang cukup baik untuk mengembangkan usaha budidaya tambak ( studi banding ke daerah percontohan, aktif dalam pelatihan tekhnis budidaya.
Kelemahan

    • Belum memiliki data admistrasi maupun keuangan yang standar ( terbukukan rapi ).

    • Belum ada alternatif usaha kelompok terutama untuk menghadapi masa paceklik ( tengah april – awal juni ketika air pasang tinggi )

    • Hasil keuntungan produksi kurang maksimal disebabkan harga sering anjlok terutama jika panen bulan April – Mei karena over produksi yang dikarenakan oleh kondisi air pasang yang tinggi memaksa petani untuk segera memanen.

    • Penurunan keuntungan produksi karena harga pakan buatan yang semestinya dimaksimalkan untuk menaikkan tonase produksi terlalu tinggi.


5. Kelompok Pembudidaya Ikan Tambak Sawah ( TABAH )

  • Lokasi : RT.06 RW 3 Dk. Tapak ( Kapling ) Kelurahan Tugurejo, Semarang

  • Berdiri tanggal 1 Nopember 2008

  • Ketua : Bp SURATNO (087832842900), beranggotakan 14 orang

  • Kelompok ini melakukan usaha pembesaran ikan bandeng secara tradisional
Kekuatan yang Sudah Dimiliki

    • ( Aspek Organisasi ) Sudah ada pertemuan Rutin tiap bulan.

    • ( Aspek Permodalan) Dari dana BLM PNPM MKP 2009 Kelompok sudah mempunyai aset kelompok berupa 8 demplot tambak bandeng ( 4 Ha ) . Dari dana tersebut, hasil produksi demplot yang dikelola dikenakan biaya 10% untuk kas kelompok dari hasil bersih setelah dikurangi modal kerja. ( hasil demplot terlampir )

    • Stok benih bandeng yang berkualitas mudah didapat.

    • Kondisi tambak lebih aman dari air pasang tinggi

    • Dapat dikembangkan pada usaha budidaya yang lain ( nila dan udang windu )
Kelemahan

    • Belum memiliki data admistrasi maupun keuangan yang standar ( terbukukan rapi ).

    • Belum ada alternatif usaha kelompok terutama untuk menghadapi masa paceklik ( tengah april – awal juni ketika air pasang tinggi )

    • Hasil keuntungan produksi kurang maksimal disebabkan harga sering anjlok terutama jika panen bulan April – Mei karena over produksi yang dikarenakan oleh kondisi air pasang yang tinggi memaksa petani untuk segera memanen.

    • Penurunan keuntungan produksi karena harga pakan buatan yang semestinya dimaksimalkan untuk menaikkan tonase produksi terlalu tinggi.
6.Kelompok Pembudidaya Ikan Sido Rukun

  • Lokasi : RT 2 RW IV KeL.Tugurejo Semarang

  • Berdiri Bulan Juli 2006 beranggotakan 35 orang, yang saat itu masih menjadi satu dengan nelayan. Kemudian pada Bulan Juli 2009 dilakukan pengembangan kelompok Ketua : Bp Sujoko ( 081325114403 ) beranggotakan 32 orang

  • Kelompok ini melakukan usaha pembesaran ikan bandeng secara tradisional
Kekuatan yang Sudah Dimiliki

    • ( Aspek Organisasi ) Sudah ada pertemuan Rutin tiap bulan.

    • ( Aspek Permodalan) Dari dana BLM PNPM MKP 2009 Kelompok sudah mempunyai aset kelompok berupa 2 demplot tambak bandeng ( 4 Ha ) . Dari dana tersebut, hasil produksi demplot yang dikelola dikenakan biaya 10% untuk kas kelompok dari hasil bersih setelah dikurangi modal kerja. ( hasil demplot terlampir )

    • Stok benih bandeng yang berkualitas mudah didapat.

    • Sering juga mendapatkan bimbingan dari LSM Bintari, karena kelompok ini termasuk juga kelompok pelestari lingkungan pesisir khususnya penanaman mangrove.


Kelemahan

    • Belum memiliki data admistrasi maupun keuangan yang standar ( terbukukan rapi ).

    • Belum memiliki data admistrasi maupun keuangan yang standar ( terbukukan rapi ).


    • Belum ada alternatif usaha kelompok terutama untuk menghadapi masa paceklik ( tengah april – awal juni ketika air pasang tinggi )

    • Hasil keuntungan produksi kurang maksimal disebabkan harga sering anjlok terutama jika panen bulan April – Mei karena over produksi yang dikarenakan oleh kondisi air pasang yang tinggi memaksa petani untuk segera memanen.

    • Penurunan keuntungan produksi karena harga pakan buatan yang semestinya dimaksimalkan untuk menaikkan tonase produksi terlalu tinggi.


7.Kelompok Pembudidaya Ikan Rejo Makmur

  • Lokasi : RT 05 RW 01 Kelurahan Karanganyar, Semarang

  • Berdiri tanggal 24 Juli 2009

  • Ketua : Bp H.ZULFIKAR (081225099567), beranggotakan 16 orang

  • Kelompok ini melakukan usaha pembesaran ikan bandeng secara tradisional


Kekuatan yang Sudah Dimiliki

    • ( Aspek Permodalan) Dari dana BLM PNPM MKP 2009 Kelompok sudah mempunyai aset kelompok berupa 3 demplot tambak bandeng ( 4 Ha ) . Dari dana tersebut,pengelolaan modal yaitu 50% pengolah tambak dan 50% kelompok. Dari 50% milik kelompok digunakan sebagai berikut : 2,5% zakat, 15% kelompok, 50% untuk kesejahteraan, 22% lain-lain . ( hasil demplot terlampir )

Kelemahan

    • Belum memiliki data admistrasi maupun keuangan yang standar ( terbukukan rapi ).


    • Belum ada alternatif usaha kelompok terutama untuk menghadapi masa paceklik ( tengah april – awal juni ketika air pasang tinggi )

    • Hasil keuntungan produksi kurang maksimal disebabkan harga sering anjlok terutama jika panen bulan April – Mei karena over produksi yang dikarenakan oleh kondisi air pasang yang tinggi memaksa petani untuk segera memanen.

    • Penurunan keuntungan produksi karena harga pakan buatan yang semestinya dimaksimalkan untuk menaikkan tonase produksi terlalu tinggi.
8. Kelompok Pembudidaya Ikan Abadi Makmur


  • Lokasi : RT.04 RW 01 KEL. KARANGANYAR Semarang

  • Berdiri tanggal 28 Juli 2009

  • Ketua : Bp Agus Sholeh (02470277650), beranggotakan 16 orang

  • Kelompok ini melakukan usaha pembesaran ikan bandeng secara tradisional

Kekuatan yang Sudah Dimiliki


    • ( Aspek Permodalan) Dari dana BLM PNPM MKP 2009 Kelompok sudah mempunyai aset kelompok berupa 1 demplot tambak bandeng ( 4 Ha ) . Dari tebar 25.000 ekor hasil panen 1008 Kg dinomilkan uang sejumlah Rp. 6.850.000

    • Pertemuan telah menjadi ruh dalam setiap mengambil keputusan.
Kelemahan

    • Belum memiliki data admistrasi maupun keuangan yang standar ( terbukukan rapi ).

    • Belum ada alternatif usaha kelompok terutama untuk menghadapi masa paceklik ( tengah april – awal juni ketika air pasang tinggi )

    • Hasil keuntungan produksi kurang maksimal disebabkan harga sering anjlok terutama jika panen bulan April – Mei karena over produksi yang dikarenakan oleh kondisi air pasang yang tinggi memaksa petani untuk segera memanen.Penurunan keuntungan produksi karena harga pakan buatan yang semestinya dimaksimalkan untuk menaikkan tonase produksi terlalu tinggi.

9.Kelompok Nelayan Rukun Makmur

  • Lokasi : Desa Tapak RT 1 RW IV Kelurahan Tugurejo , Semarang

  • Berdiri Juli 2006 Kemudian pada tanggal 27 Juli 2009 mengalami reorganisasi kelompok yaitu pemisahan antara usaha budidaya dan usaha penangkapan ikan (nelayan).

  • Ketua : Bp H.M. Syahudi ( 024 – 70385004 ), beranggotakan 17 orang

  • Kelompok ini melakukan kegiatan penangkapan ikan (Blanak, rajungan )


Kekuatan yang Sudah Dimiliki

    • ( Aspek Organisasi ) Sudah ada pertemuan Rutin tiap bulan.

    • (Aspek Permodalan) Dari dana BLM PNPM MKP 2009 Nelayan sudah mempunyai aset kelompok berupa 3 perahu dengan ukuran lunas 4,30 m dan lebar 140 cm, 3 mesin tempel 5,5 PK dan jarring gillnet yang disewa belikan. Dari hasil tersebut dalam jangka waktu 4 bulan uang sewa dari anggota kelompok yang menyewa telah dapat dibelikan 1 perahu seharga Rp. 3.000.000 dengan ukuran lunas 4 m dan lebar 130 cm.

    • Sudah ada pola penambahan modal ke kelompok dari dana keuntungan sewa jaring dengan sistem jika hasil tangkap anggota lebih dari 30.000, maka kelebihannya dibagi 50 % untuk kas kelompok.

Kelemahan

    • Belum memiliki data admistrasi maupun keuangan yang standar ( terbukukan rapi ).

    • Belum ada alternatif usaha kelompok terutama untuk menghadapi masa paceklik

    • Karena tergolong kelompok baru,belum pernah terlibat dalam acara pelatihan tekhnis penangkapan.




10. Kelompok Nelayan Rejomulyo

  • Lokasi : Jl. Pundensari RT 1 RW II Kelurahan Karanganyar, Semarang

  • Berdiri tanggal 1 Nopember 2008

  • Ketua : Bp Zaenuri ( HP. 081914405349, beranggotakan 32 orang

  • Kelompok ini melakukan kegiatan penangkapan ikan (Blanak, rajungan,manyung)

Kekuatan yang Sudah Dimiliki

    • ( Aspek Organisasi ) Sudah ada pertemuan Rutin tiap Malam Jum’at wage.

    • Telah mulai menyusun hasil data produksi tangkapan yang direkap berdasarkan jenis tangkapan tiap bulan.

    • ( Aspek Permodalan) Dari dana BLM PNPM MKP 2009 Nelayan sudah mempunyai aset kelompok berupa 3 perahu, 3 mesin tempel 5,5 PK dan jaring gillnet yang disewa belikan. Dari hasil tersebut dalam jangka waktu 4 bulan uang sewa 160 ribu per bulan telah dapat dibelikan 1 perahu seharga 1,5 juta.

    • Sudah ada pola perguliran pinjaman modal ke anggota kelompok dari dana keuntungan pembuatan jaring dengan keuntungan 2 % per bulan.

    • Kelompok memiliki usaha tambahan berupa kolam terpal lele dari bantuan DKP Propinsi Jawa Tengah

    • ( Aspek Kerjasama ) Beberapa anggota telah mengikuti pelatihan tekhnis penangkapan ,diantaranya di BBPPI TanjungMas

Kelemahan

    • Belum memiliki data admistrasi maupun keuangan yang standar ( terbukukan rapi ).

    • Masih minimnya motivasi anggota kelompok untuk mengembangkan pola penangkapan pada yang lebih besar, rata – rata lebih tertarik dengan pola tangkap sederhana ( perahu sampan dan jala kecil ).

Visi, Misi, Grand Strategy dan Sasaran Strategis KKP

VISI :
Pembangunan Kelautan dan Perikanan :
‎”Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015”‎

MISI :
" Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan "

TUJUAN ((GRAND STRATEGY (The Blue Revolution Policies)) :
  1. Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara Terintegrasi.
  2. Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan.
  3. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Berbasis Pengetahuan.
  4. Memperluas Akses Pasar Domestik dan Internasional.

SASARAN STRATEGIS :
1. Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara Terintegrasi.
  • Peraturan perundang-undangan di bidang Kelautan dan Perikanan sesuai kebutuhan nasional dan tantangan global serta diimplementasikan secara sinergis lintas sektor, pusat dan daerah."
  • Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat.
  • Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan.
2. Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan.
  • Sumber daya Kelautan dan Perikanan dimanfaatkan secara optimal dan berkelnjutan.
  • Konservasi kawasan dan jenis biota perairan yang dilindungi dikelola secara berkelanjutan.
  • Pulau-pulau kecil dikembangkan menjadi pulau bernilai ekonomi tinggi.
  • Indonesia bebas Illegal, Unreported dan Unregulated (IUU) Fishing serta kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan.
3. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Berbasis Pengetahuan.
  • Seluruh kawasan potensi perikanan menjadi kawasan Minapolitan dengan usaha yang bankable.
  • Seluruh sentra produksi kelautan dan perikanan memiliki komoditas unggulan yang menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu terjamin.
  • Sarana dan Prasarana Kelautan dan Perikanan mampu memenuhi kebutuhan serta diproduksi dalam negeri dan dibangun secara terintegrasi.
4. Memperluas Akses Pasar Domestik dan Internasional.
  • Seluruh desa memiliki Pasar yang mampu memfasilitasi penjualan hasil perikanan.
  • Indonesia menjadi market leader dunia dan tujuan utama investasi di bidang kelautan dan perikanan.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI-KELAUTAN PERIKANAN (PNPM M-KP) KOTA SEMARANG TAHUN 2010

Latar Belakang
Potensi sumberdaya alam kelautan dan perikanan merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang hingga kini belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Akibatnya, selain kekayaan sumberdaya alam tersebut belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan bangsa secara keseluruhan, pada kenyataannya masyarakat pelaku usaha perikanan, terutama nelayan, pembudidaya ikan, serta pengolah dan pedagang ikan skala kecil masih tertinggal pada strata sosial ekonomi yang tergolong miskin. Oleh karena itu, diperlukan suatu kebijakan atau program yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat baik di kawasan pesisir maupun non pesisir sehingga selain dapat meningkatkan kesejahteraannya juga mendidik mereka lebih mandiri dan memiliki kemampuan dalam memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan.
Maka sebagai langkah konkret untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan tersebut, Departemen Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2009 telah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan ( PNPM MKP ) yang merupakan integrasi dari kegiatan pemberdayaan Program PNPM Mandiri.

Pengertian PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) merupakan program nasional yang menjadi kerangka kebijakan dan acuan pelaksanaan berbagai program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, yang dikoordinasikan oleh Kementerian bidang kesejahteraan rakyat selaku Koordinator Penanggulangan Kemiskinan
Program PNPM-MKP adalah bagian dari program nasional penanggulangan kemiskinan dalam lingkup PNPM Mandiri kategori PNPM-Penguatan,yang merupakan program pemberdayaan berbasis sektoral, kewilayahan dan khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target tertentu berdasarkan prioritas sektor kelautan dan perikanan.
Pelaksanaan PNPM M-KP dapat berupa: (1)perencanaan pembangunan wilayah dan sumberdaya kelautan dan perikanan berbasis desa; (2)pembangunan infrastruktur desa dan lingkungan; (3)penguatan kapasitas SDM masyarakat, kelembagaan dan aparat serta; dan/atau (4)pemberdayaan masyarakat.

Tahap pemberdayaan yang dikembangkan dalam PNPM Mandiri KP adalah:
1. Tahap Inisiasi yaitu kelompok masyarakat dibina, dilatih berbagai ketrampilan dan diberikan pendampingan;
2. Tahap Penguatan yaitu kelompok masyarakat terbina dilatih untuk mampu memiliki peningkatankapasitaskelembagaan,diberlakukannya system nilai atau aturan main organisasi dan peningkatan status badan hokum kelembagaan
3. Tahap Peningkatan Kemandirian yaitu kelompok masyarakat yang diperkuat ditingkatkan kapasitas dan kemampuannya sehingga mampu mengakses kredit perbankan; difasilitasi dengan pendampingan serta penguatan kemitraan ekonomi dan sosial.

Tujuan PNPM MKP
1. Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat;
2. Memberdayakan kelembagaan masyarakat untuk pengembangan kegiatan usahanya;
3. Meningkatkan kemampuan usaha kelompok masyarakat;
4. Meningkatkan produksi kelautan dan perikanan;
5. Meningkatkan infrastruktur lingkungan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil; dan
6. Meningkatkan kemitraan kelembagaan masyarakat dengan sumber permodalan, pemasaran, informasi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi

Sasaran PNPM Mandiri – KP 2010
- Masyarakat bidang kelautan dan perikanan, yaitu kelompok/lembaga/orang yang bertempat tinggal di wilayah pesisir atau di luar pesisir yang memiliki kegiatan di bidang kelautan dan perikanan
- Wirausahawan baru yang terdiri atas sarjana-sarjana yang baru memulai usaha di bidang kelautan dan perikanan .

Ruang Lingkup kegiatan PNPM Mandiri – KP 2010 meliputi :

1. Perikanan Budidaya
2. Perikanan Tangkap
3. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
4. Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
5. Pengelolaan Sumberdaya Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
6. Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan

Indikator Output
Terwujudnya peningkatan produksi perikanan kelompok penerima BLM minimal 20 persen untuk perikanan budidaya dan minimal 6 persen untuk perikanan tangkap serta terwujudnya minimal 1 wirausahawan baru di sektor kelautan dan perikanan

Indikator Outcome
1. Meningkatnya pendapatan kelompok masyarakat penerima program;
2. Terwujudnya lapangan kerja baru;
3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan kelompok masyarakat;
4. Berkembangnya skala usaha kelompok masyarakat;
5. Meningkatnya kondisi infrastruktur lingkungan dan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil; dan
6. Meningkatnya akses kelompok masyarakat terhadap sumber permodalan, pemasaran, informasi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi

PNPM MKP KOTA SEMARANG